PEUMULIA JAME ADAT GEUTANYO...RELA BERBAGI, IKHLAS MEMBERI...PEUMULIA JAME ADAT GEUTANYO...RELA BERBAGI, IKHLAS MEMBERI...PEUMULIA JAME ADAT GEUTANYO...RELA BERBAGI, IKHLAS MEMBERI... PAI KELAS XI...PAI KELAS XI, PAI KELAS XI...SMAN 1 PEUKAN BADA...PAI KELAS XI, PAI KELAS XI...SMAN 1 PEUKAN BADA...PAI KELAS XI, PAI SMA KELAS XI...

Kamis, 24 Maret 2011

CITRA LEMBAGA

SEMOGA Allah Yang Maha Agung mengaruniakan kepada kita kehati-hatian atas kesuksesan, karena orang yang diuji dengan kegagalan ternyata lebih mudah berhasil dibandingkan mereka yang diuji dengan kesuksesan.

Banyak orang yang tahan menghadapi kesulitan, tapi sedikit orang yang tidak tahan ketika menghadapi kemudahan. Ada orang yang bersabar ketika tidak mempunyai harta, tapi banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri saat dikaruniai harta yang melimpah. Ternyata, harta, pangkat, jabatan yang seringkali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya seringkali menjerumuskan orang pada kesesatan.

Apa sebenarnya kesuksesan itu? Boleh jadi setiap orang memiliki paradigma berbeda mengenai kesuksesan. Namun secara sederhana, sukses bisa dikatakan sebagai keberhasilan akan tercapainya sesuatu yang telah ditargetkan. Dalam pandangan Islam, kesuksesan tidak sekadar aspek dunia belaka, tapi menyentuh pula aspek akhirat.

Kesuksesan, setidaknya mencakup lima hal. Pertama, kalau aktivitas yang kita lakukan menjadi suatu amal. Apalah artinya kita banyak berbuat kalau tidak bernilai amal. Kedua, bila nama kita semakin baik. Apalah artinya kita mendapatkan uang, mendapatkan harta atau kedudukan kalau nama kita coreng-moreng. Ketiga, kalau kita terus bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Apalah artinya jika harta bertambah, tetapi ilmu dan pahala tidak bertambah. Bila ini yang terjadi, kita hanya akan terjebak oleh harta yang kita miliki.

Keempat, kita disebut sukses kalau kita dapat menjalin silaturahmi dengan orang lain, sehingga bertambah saudara. Apalah artinya mendapatkan uang dan kedudukan tetapi musuh kita bertambah banyak. Dengan terjalin silaturahmi, insya Allah akan semakin banyak orang yang mencintai kita. Bila orang sudah cinta, maka ia akan mengerahkan ilmunya untuk menambah ilmu kita, mencurahkan wawasannya untuk mengembangkan wawasan kita, serta memberikan tenaga dan hartanya untuk melindungi kita.

Kelima, kita disebut sukses bila pekerjaan yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang besar kepada orang lain. Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya”. Semakin banyak menjadi jalan kesuksesan bagi orang lain, maka semakin sukseslah diri kita.

Pada hakikatnya kesuksesan itu milik setiap orang. Yang menjadi masalah, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan kesuksesan itu. Setidaknya ada tujuh formula yang dapat kita lakukan untuk meriah kesuksesan tersebut. Saya menyebutnya dengan 7B. Ketujuh teknik ini harus ada semuanya, jika salah satu tidak ada maka, belum bisa dikatakan sebuah kesuksesan.

Pertama, beribadah dengan benar. Ibadah adalah fondasi dari niat, fondasi dari track yang akan kita buat. Siapapun yang ingin membangun kesuksesan, ia harus memperbaiki ibadahnya. Perbaiki, terus perbaiki ibadah. Siapa yang akan membimbing kita jika ibadah kita buruk? Siapa yang akan melindungi kita dari ketergelinciran kalau ibadah kita tidak jalan? Bukankah Allah Swt. berjanji akan menolong orang-orang yang ibadahnya baik. Intinya, ibadah adalah fondasi yang akan membuat kita agar senantiasa terjaga dalam jalur yang tepat.

Kedua, berakhlak baik. Akhlak yang baik adalah bukti dari ibadah yang benar. Apapun yang kita lakukan, kalau dilandasi akhlak yang buruk niscaya akan berakhir dengan kehancuran. Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu? Rumusnya sangat sederhana yaitu merespons segala sesuatu dengan sikap yang terbaik; merespons kesulitan, merespons kesenangan, pujian, ataupun penghinaan, merespons sehat, sakit, sukses, gagal dengan sikap terbaik.

Ketiga, belajar tiada henti. Karena itu, pertanyaan yang harus kita ajukan adalah apakah kita menyukai proses belajar? Setiap hari masalah kita terus bertambah, kebutuhan bertambah, dan situasi berubah. Bagaimana mungkin kita menyikapi situasi yang terus berubah dengan ilmu yang tidak bertambah!.

Keempat, bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Curahan keringat tak selalu identik dengan kesuksesan. Berpikir cerdas adalah merupakan bagian dari kerja keras. Pada prinsipnya, sebuah hasil yang maksimal akan diraih bila kita mampu mengaktualisasikan ibadah, akhlak, dan ilmu kita dalam pekerjaan yang berkualitas.

Kelima, bersahaja dalam hidup. Ini adalah poin yang sangat penting. Betapa banyak orang yang bekerja keras dan mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak dapat mengendalikan dirinya. Bersahaja itu bukan sederhana, bersahaja itu bukan miskin, bersahaja adalah menggunakan sesuatu sesuai keperluan. Kenapa kita harus bersahaja? Dengan bersahaja kita akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tidak diperbudak keinginan.

Keenam, bantu sesama. Selalu membantu orang lain adalah tanda kesuksesan. Kalau kita memiliki rumah yang lapang, maka harus ada upaya untuk menampung orang lain, misalnya menampung anak-anak yatim. Kita harus gigih agar kelebihan yang kita miliki dapat menjadi nilai tambah bagi sesama.

Ketujuh, bersihkan hati selalu. Bila hati kita berpenyakit, maka akan tumbuh rasa ujub, ria, sum’ah, takabur, dan lainnya. Kondisi ini akan membuat amal-amal kita tidak berarti; tidak indah lagi di dunia dan tidak berkah lagi untuk akhirat. Allah Swt. berfirman, Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (QS. Asy-Syu’ara: 88-89).

Andaikata formula ini kita lakukan dengan baik, Insya Allah akan berdampak untuk kesuksesan diri kita, berdampak pada lingkungan kita, dan pada saat yang sama berdampak pula pada kesuksesan di akhirat.

Wallahu a’lam bishawab

Pengirim/Sumber Artikel :
MICKO PDE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar